Peneliti Temukan Aplikasi Deteksi Tanda Awal Kanker pada Mata Anak

Selasa, 19 November 2019 - 13:30 WIB
Peneliti Temukan Aplikasi...
Peneliti Temukan Aplikasi Deteksi Tanda Awal Kanker pada Mata Anak
A A A
JAKARTA - Peneliti telah mengembangkan aplikasi smartphone untuk membantu orang tua mendeteksi tanda-tanda awal berbagai penyakit mata pada anak-anak, seperti retinoblastoma, kanker mata anak yang agresif.

Dilansir Times Now News, aplikasi Cradle (Computer-assisted detector leukocoria) dapat mencari jejak refleksi abnormal dari retina yang disebut leukocoria atau mata putih, gejala utama retinoblastoma, serta gangguan mata umum lainnya.

Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis dan dapat ditemukan dengan nama White Eye Detector. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances menemukan bahwa aplikasi tersebut merupakan alat yang efektif untuk menambah skrining leukocoria klinis yang memungkinkan orang tua untuk lebih sering memperhatikan anak-anak mereka secara efisien dan efektif sepanjang perkembangan mereka.

"Kami menduga bahwa aplikasi tersebut akan mendeteksi leukocoria yang terkait dengan gangguan lain yang lebih umum dan beberapa yang langka," kata peneliti studi Bryan F. Shaw dari Universitas Baylor di AS.

"Kami benar. Sejauh ini orang tua dan beberapa dokter telah menggunakannya untuk mendeteksi katarak, lapisan serat saraf retina mielin, kesalahan refraksi, penyakit coats dan tentu saja retinoblastoma," tambah Shaw. (Baca juga: Bolehkah Anak Diberi Minum Kopi? Yuk, Cek Faktanya, Bunda! ).

Para peneliti menentukan sensitivitas, spesifisitas dan akurasi prototipe dengan menganalisis lebih dari 50.000 foto anak-anak yang diambil sebelum diagnosis mereka. Untuk anak-anak dengan kelainan mata yang didiagnosis, Cradle mampu mendeteksi leukocoria untuk 80% anak-anak.

Aplikasi mendeteksi leukocoria di foto yang diambil rata-rata 1,3 tahun sebelum diagnosis resmi mereka. Sensitivitas Cradle untuk anak-anak usia 2 dan lebih muda melampaui 80%. Para peneliti menemukan aplikasi Cradle lebih efektif hanya dengan luas dan frekuensi ukuran sampelnya yakni foto keluarga sehari-hari.

Mengingat jumlah foto yang diambil oleh keluarga dan teman-teman serta berbagai lingkungan, ada berbagai peluang bagi cahaya untuk memantulkan lesi okular terlepas dari lokasinya di mata. Ketika algoritma aplikasi menjadi lebih canggih, kemampuannya untuk mendeteksi bahkan sedikit kejadian leukocoria telah meningkat.

"Kami ingin dapat mendeteksi semua warna dan intensitas leukocoria. Sebagai orang tua dari anak dengan retinoblastoma, saya sangat tertarik untuk mendeteksi jejak leukocoria yang muncul sebagai abu-abu dan sulit dideteksi dengan telanjang mata," tandasnya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1000 seconds (0.1#10.140)